Thoughts #5 — Kontemplasi Baru di HUT Indonesia
Sekarang kita kembali ke timeline saat ini yaa :)
Setelah kurang lebih 7 bulan blog ini ditelantarkan oleh pemiliknya, akhirnya bisa update isi blog lagi hehee, walaupun di postingan sebelumnya adalah tulisan lama. Tapi sekarang udah balik ke waktu yang sebenernya kok.
Setelah kurang lebih 7 bulan blog ini ditelantarkan oleh pemiliknya, akhirnya bisa update isi blog lagi hehee, walaupun di postingan sebelumnya adalah tulisan lama. Tapi sekarang udah balik ke waktu yang sebenernya kok.
Memang agak hectic beberapa bulan yang lalu itu. Kalo boleh jujur, bulan Januari hingga Maret itu, aku emang lagi riweuh sama penelitianku di Solo. Lalu Maret hingga April, dilanjutkan olah data dan nyusun pembahasan.
Hingga akhirnya di bulan Mei aku bisa seminar hasil dan ujian skripsi seminggu setelahnya. Alhamdulillah, Allah masih mudahkan aku untuk melalui semuanya dengan baik, tanpa masalah yang berarti.
Tepat tanggal 13 Juli 2019, aku resmi menyandang gelar baru sebagai Sarjana Pertanian. Rasa-rasanya masih heran aja, ternyata waktu cepat sekali berlalu. Rasanya baru kemarin diospek dan jadi maba. Rasanya baru kemarin dapat temen-temen baru di kampus.
Rasanya baru kemarin sibuk kuliah, organisasi, dan ngikutin rentetan praktikum yang ABCD sensasinya. Hmm, apa aku terlalu menikmati prosesnya? Jadi gak sadar ternyata udah hampir 4 tahun semua itu kujalani.
Banyak sekali pengalaman-pengalaman baru di bangku kuliah yang sebelumnya gak pernah kurasakan saat SMA dulu. Banyak juga hal-hal gak terduga yang kualami semasa kuliah di UPN. Saat SMA dulu, sebenarnya cita-citaku bukan untuk berkuliah disitu. Tapi lama-lama aku jadi paham, ternyata banyak sekali berkah yang Allah beri ketika kupilih jalan untuk menempuh S1 disitu.
Mungkin jika aku gak kuliah di UPN, aku gak akan bisa merasakan semua nikmat yang Allah beri semasa kuliah kemarin. Yah, walaupun bukan hal yang besar. Namun bagiku, itu adalah pengalaman-pengalaman yang paling berkesan dan sangat life-changing.
Seminggu berlalu, rasanya gak karuan. Sudah mengemban gelar baru, namun masih jadi jobseeker. Mungkin masih terlalu cepat bagiku untuk mengeluh, bukan? Tapi memang begitu adanya. Ada perasaan risau yang gak bisa aku jelaskan, yang sebenarnya sudah dimulai sejak pertengahan penyusunan skripsi.
Sebenarnya bukan mengeluh, tapi lebih ke poin mempertanyakan jati diri dan mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya ingin aku lakukan dalam hidup. Selain itu, aku juga merasakan seperti ada dorongan yang kuat dari dalam untuk bisa menopang kehidupanku sendiri, tanpa bergantung lagi dari orang tua a.k.a financially independent.
Beberapa hari setelah wisuda, pertanyaan-pertanyaan seperti itu makin sering terngiang di telinga. Walaupun gak ada yang berbisik, tapi entah dari mana muncul sendiri. Ditambah, keseharianku yang biasanya kuhabiskan di kampus atau tempat belajar lain, ini malah hanya di rumah dan melakukan pekerjaan rumah seperti biasa.
Aku seperti ngerasa kosong dan ngerasa hidupku datar amat ya kalo gini-gini terus. Beneran deh, gak betah banget jadi pengangguran. Bingung, gak ngapa-ngapain, gak menyibukkan diri pada hal-hal yang serius. Jadi jatuhnya malah gak seneng karena kesibukan berkurang.
Nah, itu perasaan apa namanya? Aku sering penasaran, apa orang lain juga merasa seperti ini? Akhirnya, pelarianku adalah buku. Setidaknya kalau baca buku itu bisa naikin mood dan bikin termotivasi lagi untuk mengupgrade diri. Selain itu, paling yaa nonton youtube dan scroll down instagram tapi hanya untuk kepentingan motivational booster aja (lihat lainnya udah males aja bawaannya).
Okay, aku gak boleh diam aja. Mulailah aku buka-buka lagi info lowongan kerja dari internet dan beberapa aplikasi job vacancy. Perjalanan hunting kerjaan pun dimulai. Beberapa surat lamaran sudah aku kirim ke perusahaan bidang pertanian dan non-pertanian. Tiga hari setelah wisuda, di kampusku juga ada jobfair, datanglah aku kesana.
Setelah keliling dan melihat-lihat, ternyata lowongan kerja untuk lulusan pertanian tidak tersedia, jadi aku memutuskan untuk mendaftar di beberapa perusahaan yang menerima lulusan dari semua jurusan.
Beberapa hari setelahnya, aku diundang untuk interview di dua perusahaan yang aku daftarkan. Setelah aku timbang-timbang, aku memilih salah satunya saja. Karena dari segi pekerjaan, perusahaan yang satu ini lebih menjanjikan dan ada jenjang karir, jadi ada kesempatan bagiku untuk dapat promosi naik jabatan.
Walaupun gak sejalan dengan apa yang kupelajari sewaktu kuliah, gak apa-apa. Toh menuntut ilmu itu gak ada ruginya. Ilmu yang kupelajari tetap bermanfaat dan gak mengurangi esensi maknanya apabila belum kuamalkan secara profesional. Pasti ada waktunya, yakin aja sama Allah :)
Bahkan ketika bekerja pun, kita tetap dituntut untuk belajar lagi bukan? Yang terpenting adalah niatnya. Jika niatnya bukan karena Allah, maka panjangkanlah niat tersebut agar ujungnya itu tetap niat karena Allah yaa.
Singkat cerita, semua proses seleksi kulalui semaksimal yang aku bisa dengan perasaan yakin sama Allah. Karena rejeki apapun yang sudah ditulis Allah untukku pasti itu yang terbaik dan aku yakin gak akan mengkhianati hasil dari usahaku juga kok.
Nyatanya, yang tadinya terlihat sulit bisa jadi mudah kalau kita mau berusaha, berdoa, dan yakin. Proses training 10 hari untuk pegawai baru sudah kulewati dan alhamdulillah lolos. Banyak sekali hal bermanfaat yang kupelajari, yang bahkan gak akan aku dapat kalau aku gak daftar di perusahaan tersebut.
Hari Selasa besok aku mulai bekerja di sana---di bidang yang benar-benar baru bagiku. Tapi aku gak khawatir karena udah dibekali banyak ilmu oleh trainer-trainer ku yang kece banget ilmunya. Sekarang pun juga masih belajar terus, karena perubahan/update sistem di tempatku bekerja ini sangat mungkin terjadi, jadi kita dituntut untuk terus belajar.
Tapi di atas itu semua, pekerjaan ini kupilih karena berpotensi untuk jadi ladang pahala juga bagiku. Gimana engga, tiap hari kita akan selalu menebar kebermanfaatan bagi orang lain, rasanya tenang kalau mengingat poin yang satu ini. Setidaknya diriku tetap bisa bermanfaat lah bagi orang lain yang membutuhkan.
Sembari menjadi bermanfaat, aku akan terus belajar. Belajar untuk diriku sendiri dan belajar untuk impian-impian yang belum terwujud—juga untuk menjawab semua pertanyaan-pertanyaan besar dalam hidupku.
Sekian keluh kesah Hilda hari ini,
semoga hari kalian menyenangkan,
selamat HUT Indonesiaku,
merdeka!
semoga hari kalian menyenangkan,
selamat HUT Indonesiaku,
merdeka!
Comments
Post a Comment