UntoldStories #2 — La Petite Flâneuse

Mungkin tak banyak yang tahu arti dari ‘Flâneur’. Atau bahkan mendengar pun belum pernah? Ya, awalnya aku pun asing dengan kata ini. Namun suatu ketika aku dengan iseng mencari kosakata baru untuk menggambarkan kegemaranku akhir-akhir ini. Lalu berakhirlah aku menemukan kata tersebut.

Kata flâneur sendiri adalah istilah yang berasal dari Perancis, artinya orang yang senang jalan-jalan dalam sebuah kota tanpa tujuan dan arah yang pasti. Terdengar seperti membuang waktu bukan? Tapi sebenanya tidak, jika kita sedang benar-benar tak ada kesibukan (read: gabut) dan mau melihat dari sudut pandang berbeda.

Aku termasuk orang yang senang jalan-jalan sendirian. Menghabiskan waktu sendirian (me-time) dengan berjalan di dalam kota adalah hal yang paling menyenangkan menurutku. Entahlah, apalagi saat benar-benar penat dengan rutinitas yang padat dan seakan butuh pelarian sesaat agar suasana hati tetap baik.

“Pada prinsipnya, seorang flâneur keluar dari rumah untuk berbaur dengan kegiatan di kota untuk meresapi keadaan sekitar, membuka mata terhadap keindahan tumpukan bangunan-bangunan gedung di jalan,

mengamati kegiatan dan kesibukan orang-orangnya dan mendengar setiap alunan suara percakapan orang, langkah kaki dan dengung kendaraan yang lalu lalang. Menjadi penonton kehidupan di sekitar dan eventually, menjadi kota itu sendiri.” (unknown)

Mereka menghiburku, tanpa mereka sadari.

Karena merupakan hal yang menyenangkan bisa berada di tengah kerumunan. Berbaur dengan setiap orang yang ada, mengamati tingkah laku mereka tentang bagaimana merespon suatu hal, lalu hanyut dalam perbincangan mereka, oh ya tentu saja aku adalah pengamat yang baik. Bahkan lampu jalanan yang indah pun kadang membuatku kagum.

Aku memang terlampau mudah untuk menyukai suatu hal. Jika ada yang ingin menelusuri pikiranku, mereka pasti bingung, karena banyak persimpangan disana. Banyak hal mendasar yang mungkin jarang terlintas di benak seseorang tapi dengan mudah bersarang di kepalaku. Entahlah, itu hanya pikiran sampingan, di luar hal-hal yang wajib kupikirkan.

Kembali ke topik. Dengan jalan-jalan sendirian, aku belajar dari setiap detik yang kuhabiskan.
Belajar mengenali diri sendiri.

Aku jadi lebih paham tentang diriku. Apa yang aku suka dan tidak sukai, bagaimana berperilaku yang benar dan pantas ketika berhadapan dengan orang lain, daaan jangan khawatir, selalu ada hal baru yang bisa kau pelajari saat menelusuri kerumunan kota (flaneuring around).

By the way, aku melabeli diriku sendiri dengan sebutan ‘La Petite Flâneuse’. Secara bahasa (dalam bahasa Perancis), Flâneuse merupakan bentuk femina dari Flâneur yang memiliki arti yakni ‘sepatu’. Tapi bukan itu maksudku yang sebenarnya. Flâneuse disini lebih mengarah kepada seseorang (perempuan) yang senang menelusuri sebuah kota.

Petite disini artinya kecil atau mungil. Karena aku memiliki postur tubuh yang kecil, jadi sebutan 'La Petite Flâneuse’ lah yang kupakai untuk merepresentasikan sedikit hal tentang diriku hehe :) Aku berharap suatu hari nanti aku bisa menelusuri banyak kota-kota terkenal di dunia seperti yang ada pada buku Flâneuse karya Lauren Elkin.
"She is the wanderer, bum, émigré, refugee, deportee, rambler, strolling player. Sometimes she would like to be a settler, but curiosity, grief, and disaffection forbid it." – Deborah Levy, Swallowing Geography (Review on Elkin's book).

Comments